KIMCIPEDES.COM, CIREBON | Tantangan tugas TNI ke depan tidak lebih mudah karena variabel Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan dan Kerawanan (ATHGK) semakin kompleks dan dinamis. Untuk itulah di TNI dikenal istilah Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam melaksanakan kedua tugas operasi ini diperlukan kesiapan dan kesigapan yang ekstra sehingga TNI bisa digerakkan kapan saja sesuai putusan politik negara.
" Kemudian perubahan lingkungan strategis juga bisa berubah secara super dinamis, baik lingkungan nasional, regional maupun internasional. Dampak aneka perubahan tersebut bisa saja akan berdampak terhadap Indonesia. Segala kemungkinan bisa terjadi sehingga langkah antisipatif menjadi sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. Langkah - langkah antisipatif ini bisa dilakukan oleh tim intelijen maupun tim teritorial guna mengumpulkan dan mengolah informasi yang relevan dan kredibel untuk disajikan dalam bentuk produk intelijen dan disampaikan pada pimpinan ", ujar Dede Farhan Aulawi di Cirebon, Jum'at (17/2).
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara pembekalan untuk pasi intelijen dan pasi teritorial di lingkungan korem 063/SGJ Cirebon.
Selain personil dari Korem 063/ Sunan Gunung Jati Cirebon, juga tampak personil dari Kodim Karawang, Kodim Purwakarta, Kodim Subang, Kodim Indramayu, Kodim Cirebon Kota, Kodim Cirebon, Kodim Majalengka dan Kodim Kuningan.
Adapun tempat pelaksanaan kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Markas KOREM 063/ SGJ Cirebon dan dibuka oleh Danrem dengan didampingi Kasrem dan jajaran.
Dede Farhan Aulawi selama ini memang sering diundang oleh berbagai institusi pemerintah karena pengetahuan dan wawasannya yang luas dan mumpuni, khususnya terkait masalah - masalah pertahanan dan keamanan. Ia juga dikenal sebagai motivator ternama di tanah air sehingga perusahaan dan lembaga swasta pun sering memintanya untuk menjadi narasumber dalam meningkatkan kinerja pegawainya.
Kemudian Dede juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut membahas isu-isu strategis keamanan nasional dan faktor -faktor krusial yang berpotensi menyebabkan terganggunya keamanan nasional yang dijabarkan ke dalam strategi kewilayahan. Untuk itulah menurutnya, kemampuan analisis intelijen harus terus ditingkatkan dan pembinaan teritorial harus terus dilakukan. TNI dan rakyat harus manunggal karena TNI lahir dari rahim rakyat Indonesia. Jika TNI dan rakyat selalu bersatu, maka tidak ada kekuatan dari musuh manapun yang bisa mengalahkannya. Negara ini akan tetap berdiri tegak dengan penuh kehormatan dan berwibawa saat tentara dan rakyat selalu bersama. Apalagi sumber ancaman juga terus meningkat dari berbagai penjuru karena banyak sekali yang berkepentingan dengan Indonesia.
" Tata kelola arus informasi intelijen yang diolah dengan kemampuan analisis intelijen yang profesional bisa menjadi bahan dalam perumusan strategi pembinaan dan penggalangan dalam pembinaan teritorial yang efektif dan efisien. Jangan pernah lelah dan berhenti untuk belajar, karena saat kita berhenti maka musuh akan melindas dengan segala macam strategi operasinya. Waspadai setiap gerakan dari manapun yang bisa mengancam kedaulatan negara, meskipun dengan cara yang halus untuk menyamarkan strategi penjajahan dan kolonialisme modern dalam menguasai sumberdaya dalam negeri ", pungkasnya.
** M. Edwandi
Posting Komentar