Pangeran Raja Adipati, Arief Natadiningrat menceritakan sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan di era Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, Raja dan Sultan Nusantara juga sebagai warga negara Republik Indonesia, tentunya tunduk terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Karena raja dan sultan Se - Nusantara pada waktu memasuki Kemerdekaan Republik Indonesia ini, yang dimana ikut berjuang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada waktu sebelum terbentuknya NKRI, memang terdiri dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia ini. Pada waktu itu yang mempunyai kekayaan, harta, uang, adalah kerajaan-kerajaan. Dan pada waktu itu berkumpul dengan Bung Karno, salah satunya di Tampaksiring dan menyumbangkan untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Karena Raja-Raja dan Sultan se-Nusantara sudah bosan dengan politik adu domba penjajah pada waktu itu. Dari masing-masing kerajaan diadu domba, bahkan didalam kerajaan diadu domba, antara adik dan kakak, bahkan keluarga. Dan karena itulah, bersepakat dan berjuang, bahkan pahlawan nasional yang banyak sekali dari kerajaan-kerajaan di nusantara. Nah, itulah bahwa menandakan dan bukti nyata bahwa raja Se-Nusantara ingin dan ingin merdeka dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Nah, sekarangpun Republik Indonesia sudah berusia kurang lebih 74 tahun dan Alhamdulillah kita lihat banyak perkembangan yang sangat pesat. Tentu masih ada yang perlu kita selesaikan". Masalah kepuasan atau tidak kepuasan tentu itu hal yang lazim karena Indonesia sangat luas dan sangat besar sekali.
Pada waktu sebelum terbentuknya NKRI, memang terdiri dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia ini. Pada waktu itu yang mempunyai kekayaan, harta, uang, adalah kerajaan-kerajaan. Dan pada waktu itu berkumpul dengan Bung Karno, salah satunya di Tampaksiring dan menyumbangkan untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Karena Raja-Raja dan Sultan se-Nusantara sudah bosan dengan politik adu domba penjajah pada waktu itu. Dari masing-masing kerajaan diadu domba, bahkan didalam kerajaan diadu domba, antara adik dan kakak, bahkan keluarga. Dan karena itulah, bersepakat dan berjuang, bahkan pahlawan nasional yang banyak sekali dari kerajaan-kerajaan di nusantara. Nah, itulah bahwa menandakan dan bukti nyata bahwa raja Se-Nusantara ingin dan ingin merdeka dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Nah, sekarangpun Republik Indonesia sudah berusia kurang lebih 74 tahun dan Alhamdulillah kita lihat banyak perkembangan yang sangat pesat. Tentu masih ada yang perlu kita selesaikan". Masalah kepuasan atau tidak kepuasan tentu itu hal yang lazim karena Indonesia sangat luas dan sangat besar sekali.
"Kita telah menyelesaikan Pemilihan Umum, pada, 17 April 2019. Alhamdulillah secara umum, secara makro pemilu ini sudah dilaksanakan sangat baik dan damai dan tentunya sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku". Pasti di dalam pemilu ini ada yang kalah dan ada yang menang. Hasil pemilu sudah diumumkan oleh KPU ternyata dan gugatan ke Mahkamah Konstitusi sehingga kita sekarang menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi.
Oleh karena itu, tentunya kita harapkan, nanti hasil dari Mahkamah Konstitusi ini, betul-betul bisa mencerminkan hasil demokrasi hasil kemenangan rakyat dan bangsa Indonesia. Dan mudah-mudahan tentunya tidak terjadi apa-apa dan tetap dalam keadaan damai," harap Arief.
Beberapa hari ini, kata Arief, beredar di media sosial, undangan dari salah seorang yang mengatasnamakan dari kerajaan di Aceh untuk mengundang para raja dan sultan untuk berkumpul di tugu proklamasi Jakarta. Dimana mengatasnamakan Raja dan Sultan Se-Nusantara untuk mengadakan refrendum untuk mencabut mandat kepada bung Karno untuk menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut Arief, hal itu adalah tidak benar. Kami pertama tidak tahu menahu tentang undangan itu. Kedua kami tidak mengadakan kegiatan yang dimaksud. Yang ketiga raja dan sultan nusantara selama ini selalu bersama dengan pemerintah untuk bagaimana ikut membangun negara dan masyarakat," tegas Arief.
"Kami sudah berkumpul dengan Bapak Presiden RI di Istana Bogor tahun 2018 yang lalu, membahas tentang bagaimana membangun bangsa dan negara ini termasuk Keraton - Keraton yang ada di Indonesia. Dan mudah-mudahan 5 tahun kedepan ini kita bangun masalah kebudayaan, tempat wisata, ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya," ungkap Arief.
Dikatakan Arief bahwa Raja dan Sultan Nusantara dan Forum Silaturahmi Keraton Se-Nusantara adalah mitra dari pemerintah, ikut berperan melaksanakan program pemerintah. Oleh karena itu, tidak benar kalau misalnya menginginkan adanya referendum. Itu tidak benar. Dan kami semua sekarang menghadapi Idul Fitri 1440 H tetap ada di keratonnya masing-masing, dan di istananya masing-masing. Tidak mengadakan kegiatan di Jakarta. Dan Alhamdulillah, hampir disemua keraton yang ada di Indonesia, sampai dengan hari ini, ikut melestarikan sejarah, adat, tradisi budaya yang menandakan kecintaan terhadap NKRI.
Arief menjelaskan disetiap istana dan keraton-keraton di Indonesia mempunyai bendera Merah Putih, dan mengikuti upacara-upacara kebangsaan. Dan setiap tahun Raja dan Sultan se-Nusantara mengikuti upacara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka di Jakarta. Kurang lebih ada 100 undangan untuk Raja dan Sultan se-Nusantara untuk mengikuti upacara Kemerdekaan RI setiap tahun. Kami menyalurkan kepada Raja dan Sultan se-Nusantara, itu menandakan kecintaan terhadap NKRI," imbuh Arief.
Oleh karena itu, tentunya kita harapkan, nanti hasil dari Mahkamah Konstitusi ini, betul-betul bisa mencerminkan hasil demokrasi hasil kemenangan rakyat dan bangsa Indonesia. Dan mudah-mudahan tentunya tidak terjadi apa-apa dan tetap dalam keadaan damai," harap Arief.
Beberapa hari ini, kata Arief, beredar di media sosial, undangan dari salah seorang yang mengatasnamakan dari kerajaan di Aceh untuk mengundang para raja dan sultan untuk berkumpul di tugu proklamasi Jakarta. Dimana mengatasnamakan Raja dan Sultan Se-Nusantara untuk mengadakan refrendum untuk mencabut mandat kepada bung Karno untuk menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut Arief, hal itu adalah tidak benar. Kami pertama tidak tahu menahu tentang undangan itu. Kedua kami tidak mengadakan kegiatan yang dimaksud. Yang ketiga raja dan sultan nusantara selama ini selalu bersama dengan pemerintah untuk bagaimana ikut membangun negara dan masyarakat," tegas Arief.
"Kami sudah berkumpul dengan Bapak Presiden RI di Istana Bogor tahun 2018 yang lalu, membahas tentang bagaimana membangun bangsa dan negara ini termasuk Keraton - Keraton yang ada di Indonesia. Dan mudah-mudahan 5 tahun kedepan ini kita bangun masalah kebudayaan, tempat wisata, ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya," ungkap Arief.
Dikatakan Arief bahwa Raja dan Sultan Nusantara dan Forum Silaturahmi Keraton Se-Nusantara adalah mitra dari pemerintah, ikut berperan melaksanakan program pemerintah. Oleh karena itu, tidak benar kalau misalnya menginginkan adanya referendum. Itu tidak benar. Dan kami semua sekarang menghadapi Idul Fitri 1440 H tetap ada di keratonnya masing-masing, dan di istananya masing-masing. Tidak mengadakan kegiatan di Jakarta. Dan Alhamdulillah, hampir disemua keraton yang ada di Indonesia, sampai dengan hari ini, ikut melestarikan sejarah, adat, tradisi budaya yang menandakan kecintaan terhadap NKRI.
Arief menjelaskan disetiap istana dan keraton-keraton di Indonesia mempunyai bendera Merah Putih, dan mengikuti upacara-upacara kebangsaan. Dan setiap tahun Raja dan Sultan se-Nusantara mengikuti upacara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka di Jakarta. Kurang lebih ada 100 undangan untuk Raja dan Sultan se-Nusantara untuk mengikuti upacara Kemerdekaan RI setiap tahun. Kami menyalurkan kepada Raja dan Sultan se-Nusantara, itu menandakan kecintaan terhadap NKRI," imbuh Arief.
* M. Edwandi
Posting Komentar