Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim Pimpin Diskusi Perkembangan Program Citarum Harum

Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim

Bandung, kimcipedes.com | Dalam mensinergikan Penyempurnaan data lapangan Satgas Citarum dengan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat menggelar diskusi Pembahasan Laporan Perkembangan Citarum Harum, bertempat di Gedung Sekretariat Vitarum, Jl. Naripan (18/03/2019)

Ketua Pelaksana Harian Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim memimpin langsung Diskusi ini didampingi Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Prima Mayangningtias, M.Si bersama Asisten Teritorial (Aster) Kodam III Siliwangi Kol. Arh. Hasto, Bapedda Provinsi Jawa Barat Mayang, para Dansektor Citrum Harum, Tokoh Lingkungan Sobirin dan beberapa awak media yang tergabung di JPCH.

Ketua pelaksana harian Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan apabila ada perbedaan pengukuran lahan kritis diharap para Dansektor Citarum Jarum bisa koordinasi langsung dengan dinas terkait. Karena ini akan mengerucut pada kebutuhan dana, baik kendaraan opersional maupun kebutuhan lainnya. 

Diskusi ini bersifat pengenalan lapangan keberadaan sungai citarum dan semua kasus yang ditangani oleh Pasukan Siliwangi sebagai eksekutor pembenahan sungai citarum berikut anak cucu cicit sungai, kepada sekretariat citarum harum supaya kembali bersih tanpa limbah dan sampah lainnya juga bantaran sungai yang tertata rapih.

Pada kesempatan tersebut Asisten Teritorial (Aster) Kodam III Siliwangi Kol. Arh. Hasto menerangkan tentang gerakan Satgas TNI di Citarum, terkait prosedur kinerja yang tiap harinya dilaporkan ke Kodam III/Siliwangi dan juga Asterdam III memaparkan jumlah Dansektor di tiap lokasinya.

Ketua Harian Citarum Harum lebih menekankan pada kasus utama pencemaran sungai citarum sehingga diambil tindakan oleh wadan satgas citarum dengan Penertiban Ipal Pabrik, Sampah Rumah Tangga dan Penghijauan Lahan Kritis.

Dari sektor pembibitan Letkol. Inf. Khoerul Anam menerangkan tindakan penghijauan pernah dilakukan dengan penanaman tanaman kopi tumpang sari disela tanaman keras, dengan seluas 8.000 Ha Lahan pembibitan yang ada di sektor pembibitan.

Hal diatas diperkuat oleh argumen Dansektor 2 Kol. Inf. Mulyono bahwa penanaman tanaman keras sudah dilakukan, sedangkan tanaman kopi hanya susulan dari tumpang sari dari tanaman keras, sebagai tindakan penanggulangan longsor dan menghindari bahaya banjir.

Kendala yang sangat tragis adalah sektor 6, karena viralnya citarum sungai terkotor adalah kondisi awal di jembatan biru (oksbow) bojongsoang, dan ini semua sudah di atasi langsung kini lokasi tersebut sedang dibangun destinasi wisata" tukas dansektor 6

"Untuk pencegahan masyarakat buang sampah ke sungai maka kami buatkan tempat pembakaran samapah sebanyak 38 buah, tersebar di sepangajang sungai wikayah sektor 6, " imbuh Kol. Inf. Yudi Zanibar.

Para Dansektor lainnya memaparkan tentang permasalahan dengan tindakan penertiban dan edukasi masyarakat, walaupun argumen berbeda namun mengerucut pada tujuan yang sama yaitu suksesi Citarum Harum yang kini hanya 6 Tahun lagi.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provimsi Jawa Barat Dr. Ir. Prima Mayangningtias, M.Si memaparkan bahwa "Dengan adanya regulasi pengajuan dana untuk pembiayaan supaya tepat sasaran dan hanya dilaporkan pada sekretariat citarum harum, " tegasnya.

"Adapun yang mau turun adalah dari sumber Kementrian PUPR atas ajuan dana untuk Septick Comunal dan Biaya Incenerator" Imbuhnya.
* M. Edwandi

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

KIM Cipedes

TOTAL VISITS :

KIM Cipedes
KIM Cipedes

Rumah Subsidi Rasa Komersil di Sumedang Kota, Hanya 33 Ribu Perhari

KIM Cipedes