Dirut PD. Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari (kiri) |
BANDUNG, kimcipedes.com - UNTUK mewujudkan lingkungan sehat dan bersih, PD Kebersihan Kota Bandung bakal mengampanyekan Kang Pisman. Program ini merupakan upaya memilah dan menjadikan sampah memiliki nilai ekonomis.
Direktur Umum PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari mengungkapkan, pengelolaan sampah di Kota Bandung tidak bisa hanya dilakukan oleh PD Kebersihan. Pengelolaan sampah harus dikerjakan bersama-sama dengan seluruh stakeholder.
Salah satu cara untuk mengajak seluruh stakeholder peduli sampah yaitu melalui Kang Pisman. Gun Gun menjelaskan, kang Pisman berarti, Kang (kurangi sampah makanan), Pis (pilah sampah) dan Man (manfaatkan sampah menjadi nilai jual).
“Ke depan kita akan kampanyekan ini kepada masyarakat bahwa kebersihan lingkungan itu penting, salah satunya mengelola sampah,” ujar Gun Gun pada kegiatan Bandung Menjawab, di Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana, Kamis (28/6/2018).
Kang Pisman sebenarnya adalah 3R yaitu (Reduce, Reuse, Recycle). Namun menjadi Kang Pisman agar memiliki nilai kesundaan dan agar lebih akrab lingkungan masyarakat Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Seksi Kerjasama Teknis Operasional, Pengawasan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Deti Yulianti menegaskan, pengelolaan sampah itu bukan hanya urusan pemerintah saja, tetapi peran setiap skateholder maupun msyarakat perlu membantu pemerintah agar berjalan lancar.
Untuk mengelola sampah yang lebih baik, setiap kewilayahan, mulai dari RW, kelurahan, dan kecamatan harus berperan.
“Saat ini adalah era pelayanan langsung dan bisa laksanakan secara efisien di kewilayahan. Sehingga khusus untuk pengumpulan sampah dari sumber akan diselenggarankan oleh pihak kecamatan karena ini salah satu untuk menjawab permasalahan sampah Kota Bandung,” ujar Deti.
Deti mengungkapkan, Pemkot Bandung tengah merevisi Perda No 9 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah. Nantinya revisi Perda bisa lebih holistik menangani permasalahan sampah di Kota Bandung. Termasuk mendorong agar masyarakat memilih dan memilah sampah sejak dari rumah.
Sedangkan Ketua Forum Bandung Juara Bebas Sampah, Ria Ismaria mengungkapkan, penanganan sampah di Kota Bandung harus ditarik ke hulu atau dimulai dari rumah tangga. Salah satunya dengan memilah dan memilih.
“Membangun perubahan perilaku masyarakat sangat berat. Jadi Kota Bandung sekarang ini berupaya perubahan sistem yang terpisah dari sumbernya,” ujar Ria.
Ia mengaku terus menyosialiasasikan kepada masyarakat bahwa sampah itu memiliki daya jual. Di samping itu, pengelolaan sampah yang baik akan menciptakan kebersihan yang indah dan nyaman.
“Kota Bandung ini dengan udara yang baik dan lingkungan yang bersih ya harus ‘zero waste’,” paparnya. ***
Direktur Umum PD Kebersihan Kota Bandung, Gun Gun Saptari mengungkapkan, pengelolaan sampah di Kota Bandung tidak bisa hanya dilakukan oleh PD Kebersihan. Pengelolaan sampah harus dikerjakan bersama-sama dengan seluruh stakeholder.
Salah satu cara untuk mengajak seluruh stakeholder peduli sampah yaitu melalui Kang Pisman. Gun Gun menjelaskan, kang Pisman berarti, Kang (kurangi sampah makanan), Pis (pilah sampah) dan Man (manfaatkan sampah menjadi nilai jual).
“Ke depan kita akan kampanyekan ini kepada masyarakat bahwa kebersihan lingkungan itu penting, salah satunya mengelola sampah,” ujar Gun Gun pada kegiatan Bandung Menjawab, di Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana, Kamis (28/6/2018).
Kang Pisman sebenarnya adalah 3R yaitu (Reduce, Reuse, Recycle). Namun menjadi Kang Pisman agar memiliki nilai kesundaan dan agar lebih akrab lingkungan masyarakat Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Seksi Kerjasama Teknis Operasional, Pengawasan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Deti Yulianti menegaskan, pengelolaan sampah itu bukan hanya urusan pemerintah saja, tetapi peran setiap skateholder maupun msyarakat perlu membantu pemerintah agar berjalan lancar.
Untuk mengelola sampah yang lebih baik, setiap kewilayahan, mulai dari RW, kelurahan, dan kecamatan harus berperan.
“Saat ini adalah era pelayanan langsung dan bisa laksanakan secara efisien di kewilayahan. Sehingga khusus untuk pengumpulan sampah dari sumber akan diselenggarankan oleh pihak kecamatan karena ini salah satu untuk menjawab permasalahan sampah Kota Bandung,” ujar Deti.
Deti mengungkapkan, Pemkot Bandung tengah merevisi Perda No 9 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah. Nantinya revisi Perda bisa lebih holistik menangani permasalahan sampah di Kota Bandung. Termasuk mendorong agar masyarakat memilih dan memilah sampah sejak dari rumah.
Sedangkan Ketua Forum Bandung Juara Bebas Sampah, Ria Ismaria mengungkapkan, penanganan sampah di Kota Bandung harus ditarik ke hulu atau dimulai dari rumah tangga. Salah satunya dengan memilah dan memilih.
“Membangun perubahan perilaku masyarakat sangat berat. Jadi Kota Bandung sekarang ini berupaya perubahan sistem yang terpisah dari sumbernya,” ujar Ria.
Ia mengaku terus menyosialiasasikan kepada masyarakat bahwa sampah itu memiliki daya jual. Di samping itu, pengelolaan sampah yang baik akan menciptakan kebersihan yang indah dan nyaman.
“Kota Bandung ini dengan udara yang baik dan lingkungan yang bersih ya harus ‘zero waste’,” paparnya. ***
Posting Komentar