dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes |
KIM Cipedes, BANDUNG | Hampir seluruh kebutuhan hidup manusia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi internet sebagai bagian dari konsekuensi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Internet atau Interconnection network adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung. Internet berasal dari bahasa latin “Inter” yang berarti “antara”. Internet merupakan jaringan yang terdiri dari milyaran komputer yang ada diseluruh dunia, dengan melibatkan berbagai jenis komputer serta topology jaringan yang berbeda.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes mengatakan hal tersebut dihadapan peserta Pembinaan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota Bandung, dengan tema “literasi Digital : Membudayakan Incakap di Kalangan Warga Kota Bandung, bertempat di Grand Tebu Hotel Bandung, Senin, 23 Oktober 2017.
Menurut Ahyani, dunia seakan tanpa sekat jarak dan waktu, informasi begitu mudah diakses melalui internet, baik informasi positif, negatif, asli atau palsu alias HOAX. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet indonesia (APJII) merilis data pengguna internet di indonesia pada november 2016 mencapai 132,7 juta jiwa, atau 51,5 % dari total populasi penduduk indonesia 256,2 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 18,4 % atau 24,4 juta user ber-usia 10 sampai 24 tahun. Data ini menunjukkan betapa internet sudah menjadi kebutuhan hampir seluruh komponen masyarakat. Bandung bahkan menjadi Kota Kedua yang paling aktif mengonsumsi data intrnet,” ungkap Ahyani.
Tingginya angka pengguna internet, kata Ahyani, menjadi fenomena tersendiri, karena disatu sisi masyarakat memiliki hak kebebasan mendapatkan informasi dan salah satu sumber yang dapat diakses adalah internet. Namun disisi lain, pengguna internet tersebut memiliki dampak positif dan juga negatif karena konten-konten yang terkandung didalamnya, yang bisa mempengaruhi perkembangan, pergaulan dan masa depan generasi muda kita,” ujar Ahyani.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan kita, apalagi remaja adalah generasi harapan bangsa yang hak dan kewajibannya harus senantiasa dilindungi, termasuk dari kejahatan dunia maya. Pengguna internet secara sehat dan aman perlu ditanamkan sejak dini melalui pembelajaran etika berinternet (Cyber Ethic).
Karena itu, Ahyani berharap dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan para masyarakat khususnya warga Kota Bandung untuk lebih cerdas memilih konten yang berguna dan sesuai etika, kreatif menciptakan karya baru yang memberikan nilai tambah serta produktif mendapatkan manfaat maksimal. Dan dapat ditanamkan semangat revolusi mental yang diwujudkan sebagai agen perubahan informatika yang dapat mengedukasi dan mengajarkan masyarakat dalam memanfaatkan internet secara cakap. Semoga upaya ini menjadi pondasi yang kuat dalam membangun pemanfaatan internet sehat di Kota Bandung, serta mengalirkan kebaikan bagi masyarakat dalam mendukung Bandung Kota Juara yang unggul, Nyaman dan sejahtera.
Sementara itu, Dosen di Bidang Kajian Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA) Santi Indra Astuti mengutarakan literasi adalah kunci bagi masyarakat yang berdaya literasi bukan sekadar praktik. Literasi adalah nilai dan budaya.
TIK Kota Bandung, Moch. Latif Faidah mengajarkan cara membuat film pendek melalui smartphone. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi 60 detik sampai di bawah 50 menit. Film pendek bukan reduksi dari film cerita panjang, film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang,” ungkap Latif.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes mengatakan hal tersebut dihadapan peserta Pembinaan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat Kota Bandung, dengan tema “literasi Digital : Membudayakan Incakap di Kalangan Warga Kota Bandung, bertempat di Grand Tebu Hotel Bandung, Senin, 23 Oktober 2017.
Pembicara pada kegiatan ini menghadirkan Dosen di Bidang Kajian Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA) Santi Indra Astuti dan Ketua Relawan TIK Kota Bandung, Moch. Latif Faidah
Menurut Ahyani, dunia seakan tanpa sekat jarak dan waktu, informasi begitu mudah diakses melalui internet, baik informasi positif, negatif, asli atau palsu alias HOAX. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet indonesia (APJII) merilis data pengguna internet di indonesia pada november 2016 mencapai 132,7 juta jiwa, atau 51,5 % dari total populasi penduduk indonesia 256,2 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 18,4 % atau 24,4 juta user ber-usia 10 sampai 24 tahun. Data ini menunjukkan betapa internet sudah menjadi kebutuhan hampir seluruh komponen masyarakat. Bandung bahkan menjadi Kota Kedua yang paling aktif mengonsumsi data intrnet,” ungkap Ahyani.
Tingginya angka pengguna internet, kata Ahyani, menjadi fenomena tersendiri, karena disatu sisi masyarakat memiliki hak kebebasan mendapatkan informasi dan salah satu sumber yang dapat diakses adalah internet. Namun disisi lain, pengguna internet tersebut memiliki dampak positif dan juga negatif karena konten-konten yang terkandung didalamnya, yang bisa mempengaruhi perkembangan, pergaulan dan masa depan generasi muda kita,” ujar Ahyani.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan kita, apalagi remaja adalah generasi harapan bangsa yang hak dan kewajibannya harus senantiasa dilindungi, termasuk dari kejahatan dunia maya. Pengguna internet secara sehat dan aman perlu ditanamkan sejak dini melalui pembelajaran etika berinternet (Cyber Ethic).
Karena itu, Ahyani berharap dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan para masyarakat khususnya warga Kota Bandung untuk lebih cerdas memilih konten yang berguna dan sesuai etika, kreatif menciptakan karya baru yang memberikan nilai tambah serta produktif mendapatkan manfaat maksimal. Dan dapat ditanamkan semangat revolusi mental yang diwujudkan sebagai agen perubahan informatika yang dapat mengedukasi dan mengajarkan masyarakat dalam memanfaatkan internet secara cakap. Semoga upaya ini menjadi pondasi yang kuat dalam membangun pemanfaatan internet sehat di Kota Bandung, serta mengalirkan kebaikan bagi masyarakat dalam mendukung Bandung Kota Juara yang unggul, Nyaman dan sejahtera.
Sementara itu, Dosen di Bidang Kajian Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA) Santi Indra Astuti mengutarakan literasi adalah kunci bagi masyarakat yang berdaya literasi bukan sekadar praktik. Literasi adalah nilai dan budaya.
TIK Kota Bandung, Moch. Latif Faidah mengajarkan cara membuat film pendek melalui smartphone. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi 60 detik sampai di bawah 50 menit. Film pendek bukan reduksi dari film cerita panjang, film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang,” ungkap Latif.
** Edwandi
Posting Komentar